Rusia merupakan salah satu negara dengan Industri maritim yang maju dan patut diperhitungkan. Meskipun, secara teknologi masih kalah dengan Jepang atau sebagian negara – negara Eropa seperti Jerman dan Yunani, Rusia terus berinovasi di bidang teknologi perkapalan.
Belum lama ini Rusia mengoperasikan armada kapal pemecah es bertenaga nuklir. Moskow memang membutuhkan kapal jenis ini untuk mempertahankan hegemoni dan kepentingan geopolitik di lawasan Arktik.
Kapal pemecah es nuklir pertama diberi nama Lenin yang diabadikan dari nama salah satu tokoh pendiri
Rusia, Vladimir Ilyich Lenin. Kapal ini sekaligus menjadi kapal pemecah es pertama bertenaga nuklir di dunia.
Kapal yang mulai beroperasi sejak 3 Desember 1959 menjadi tonggak sejarah bagi kelanjutan negara ini mempertahankan reputasi sebagai pembuat kapal pemecah es sejenis yang terbaik di dunia hingga saat ini.
Kapal pemecah es milik Rusia ini dengan leluasa mondar mandir di perairan Artik Rusia yang dikenal sebagai Rute Laut Utara. Sebaliknya, negara lain yang menggunakan kapal pemecah es dengan mesin disel konvesional sulit menembus bongkahan es raksasa karena tenaga sangat terbatas.
Selain itu, kapal pemecah es bertenaga disel sulit mengisi bahan bakar di tengah laut yang permukannya dilapisi es tebal. Sebaliknya, kapal bertenaga nuklir bisa menjadi teman setia kapal kargo ketika harus melewati lapisan es tebal dan juga membantu mengisi bahan bakar.
>>>Teknologi Kapal Pemecah Es Semakin Maju
Tahun 1989, Lenin dinonaktifkan dan generasi berikutnya bermunculan dengan teknologi yang semakin canggih dan mumpuni. Semisal pada tahun 1971 dan 1972, Rusia atau Uni Soviet waktu itu, membuat 5 kapal pemecah es bertenaga nuklir yakni, Artika, Sibir, Rossiya, Sovetskiy Soyus dan Yamal. Seluruh kapal pemecah es tersebut sudah dipensiunkan. Kecuali Yamal yang hingga kini masih beroperasi.
Tahun 1980 an, Rusia kembali memproduksi kapal pemecah es bernama Taymyr dan Vaygach. Kedua kapal ini dibangun di galangan kapal di Finlandia. Di tahun yang sama, Rusia membuat kapal kargo bertenaga nuklir yang diberi nama Sevmorput yang dibangun di galangan kapal Zaliv. Kapal ini unik, karena selain membawa kargo, kapal ini sekaligus juga memecah es.
Disusul tahun 1989, keluar kapal pemecah es bertenanga nuklir bernama 50 Let Pobedy, pembangunan kapal ini sebenarnya harus selesai tahun 1989, namun molor akibat revolusi Glasnot dan Prestroika yang meruntuhkan Uni Soiviet. Akhirnya kapal pemecah es ini baru selesai tahun 2007.
Rusia rupanya tidak berhenti memproduksi kapal pemecah es bertenaga nuklir. Bahkan semakin ke sini kualitas dan teknologi semakin canggih dan mengikuti perkembangan jaman. Terbukti pada tahun 2022, Galangan Kapal Baltik meluncurkan 3 kapal pemecah es dengan nama Arktika, Sibir dan Ural dengan beberapa kapal sejenis yang saat ini dalam proses pembangunan.
>>>AS Ingin Saingi Rusia
Harus diakui Rusia tidak sendiri dalam industri ini. Amerika Serikat saat ini juga sedang membangun kapal pemecah es bertenaga nuklir pertama, namun sepertinya proyek tersebut terkendala sehingga penyelesaiannya tertunda.
Pengamat militer asal Rusia, Vicktor Litovkin mengatakan, untuk saat ini memang belum ada negara di dunia yang bisa menandingi kapal pemecah es Rusia bertenaga nuklir.
Saat ini Rusia memiliki 11 kapal pemecah es bertenaga nuklir, 7 diantaranya masih beroperasi di jalur Laut Utara untuk mengawal kapal komersil dan militer yang melintasi jalur tersebut. Kapal ini bisa memecah es hingga ketebalan 2,5 meter sehingga peran sangat penting untuk memfasilitasi lalu lintas maritim di jalur Laut Utara.
Seperti diketahui, kawasan Arktik mengadung banyak mineral langka, minyak dan gas alam. Sekedar catatan, 22 % cadangan minyak dan gas dunia berada di Arktik. Bahkan Rusia sudah membangun proyek LNG Arktik 1 dan 2 di wilayah bagian utara Arktik. Tidak heran, Rusia sangat membutuhkan kapal – kapal pemecah es bertenagan nuklir canggih.
Amerika Serikat juga melirik potensi sumber daya alam di Arktik ini. Negara adi kuasa ini juga mengerahkan kapal perusak ke wilayah ini. Bagi Rusia, tentu ini ancaman bagi pangkalan militer Rusia di Siberia yang berdekatan denganb Arktik. Namun, AS masih perlu belajar banyak untuk mengembangkan teknologi kapal pemecah es bertenaga nuklir, sehingga untuk sementara Rusia masih aman.