Teknologi industri perkapalan sepertinya kembali ke masa lalu. Dalam waktu tidak lama lagi akan bermunculan kapal hybrid dengan tenaga angin. Kapal menggunakan layar atau wingsail dan berbahan bakar etanol. Jaman berubah dan teknologi juga harus berubah.
Semisal Airbus. Perusahaan pembuat pesawat terkemuka yang berkantor pusat di Blagnac, Prancis bekerjasama dengan perusahaan pembuat kapal asal Prancis, Louis Dreyfus Armateurs ( LDA ) meluncurkan kapal kargo roro dengan tenaga pendorong angin.
Salah satu divisi LDA, menurut kabar pada tanggal 2 Januari lalu sudah menandatangani pembuatan tiga kapal roro tersebut dengan perusahaan pembuat kapal asal Tiongkok, Wuchang Shipbuilding yang merupakan salah satu divisi dari China State Shipbuilding Corporation ( CSSC ). Ketiga kapal roro dengan penggerak tenaga angin tersebut rencananya akan diserahkan ke pemesan, LDA dan Airbus pada awal tahun 2025.
Ketiga kapal kargo roro ini tentu sangat ditunggu Airbus karena akan digunakan untuk mengangkut komponen pesawat dan sekaligus mengurangi emisi karbon. Airbus memang berencana mengurangi emisi karbon secara bertahap 50 persen pada tahun 2030 dengan memangkas emisi karbon dari 68,000 menjadi 33,000 ton.
Ukuran ketiga kapal ini jauh lebih besar dibanding kapal yang dimiliki LDA dan yang disewa Airbus. Disainnya juga berbeda dan lebih inovatif. Kapal ini akan dilengkapi mesin utama dengan dual fuel methanol dan dua mesin tipe sejenis tambahan.
Jika kapal roro ini nanti beroperasi pada tahun 2030, diperkirakan emisi yang dikeluarkan hanya berkisar 11,000 ton CO2 dalam setahun. Jauh lebih rendah dibanding kapal dengan bahan bakar konvesional. Selanjutnya, secara bertahap kapal akan mengalamo transisi penggunaan bahan bakar dari metanol menjadi menggunakan e-metanol sehingga emisinya jauh berkurang berkisar 5000 ton pada tahun 2040.
Selain itu, dari sisi kapasitas angkut, tiga kapal kargo baru lebih besar dibanding tiga kapal kargo milik Airbus yang saat ini beroperasi. Ketiga kapal baru ini memang masuk dalam rencana jangka panjang Airbus yang berencana meningkatkan penjualan pesawat seri A320 sebanyak 75 pesawat setiap bulan pada tahun 2026.
Sekedar ilustrasi, kapal yang baru dipesan mampu mengangkut 70 kontainer ukuran 40 feet dan enam pesawat yang belum dirakit. Termasuk, sayap, badan pesawat, engine pylon dan buntut horisontal dan vertikal pesawat. Bahkan ruang kapal yang tersisa masih bisa dimanfaatkan divisi lain di Airbus.
Setelah diserahkan Tiongkok, ketiga kapal ro-ro ini akan hilir mudik di laut Atlantik membawa komponen pesawat Airbus dari base nya di Saint – Nazaire, Prancis ke Alabama, Amerika Serikat dimana pesawat terbang tersebut dirakit.
Masuknya tiga kapal kargo baru ini juga sekaligus akan mengakhiri pengabdian dua kapal kargo milik Airbus yang beroperasi saat ini yakni, Ciudad de Cadiz dan City of Hamburg yang memag sudah memasuki masa pensiun. Sementara Ville de Bordeaux pengoperasiannya akan dialihkan ke Mediterania.
Apa yang dilakukan Airbus dan Louis Dreyfus merupakan langkah terdepan dalam industri perkapalan dengan memadukan disain canggih serta penggunaan bahan bakar yang ramah lingkungan.
Selain Airbus, ada satu perusahaan juga yang melakukan terobosan yang sama. Perusahaan tersebut menurut kabar tengah memesan kapal bernama Canopee ( 5,500 dwt ) yang bisa dikatakan kapal laut hybrid pertama di dunia. Konon, wingsail atau layar kapal bisa dilipat sehingga mengangkut komponen satelit milik perusahaan pembuat satelit Eropa, Ariane dari Erope ke fasilitas peluncuran satelit di French Guiana.
– The Martime Executive