Washington DC, AS – Hubungan AS dan China belum bisa diharapkan p[ulih dalam waktu dekat. Proses “Decoupling” atau saling mengganjal ini bahklan semakin tidak sehat.
Kamis 23 Ferbuari 2024, pemerintah Joe Biden mengeluarkan executive order yang memberikan kekuasaan penuh kepada seluruh penjaga pantai atau Coast Guard untuk membongkar semua crane buatan Cina di seluruh pelabuhan di Amerika Serikat.
Pemerintah AS beralasan crane tersebut bisa saja sudah disusupI alat untuk memata-matai kegiatan bongkar buat di pelabuhan AS.
Anne Neuberger, deputi penasehat keamanan nasional untuk urusan siber dan teknologi pengembangan mengatakan, crane adalah alat penting yang mengangkut kontainer dengan skala besar keluar masuk pelabuhan. Pemerintah AS kuatir crane akan terenkripsi dan dijadikan alat untuk memata-matai kegiatan ekonomi dan maupun militer AS.
Kekuatiran Washington beralasan, karena 80 persen crane yang beroperasi di pelabuhan AS adalah buatan Cina dan menggunakan software Cina. Pemerintahan Biden sudah mengang-garkan dana hingga 20 milyar dolar untuk mengganti seluruh crane tersebut dengan merek Mitsui, buatan Jepang.
Tahun lalu aset maritim AS menjadi target pencurian data yang dilakukan Volt Typhoon, pe-rusahaan asal Cina yang tugasnya diduga mencuri data-data penting negara lain. Kasus ini terbongkar setelah Microsoft melacak niat jahat Volt Typoon sejak tahun 2021. Perusahaan mata-mata ini menargetkan infrastruktur militer, manufaktur, transportasi, utilitas, pendidikan hingga maritim dan perkapalan.
Kapal Tanker Rentan Spoofed
Perusahaan penyedia kapal tanker juga tidak luput dari kegiatan mata-mata. Baru-baru pe-rusahaan riset Thetius, CyberOwl dan HFW memperingatkan kasus – kasus serangan yang menimpa kapal tanker.
Kasus ini pernah dialami kapal tanker Stena Impero pada tahun 2019. GPS yang mengen-dalikan pelayaran kapal ternyata sudah dimata-matai ( spoofed ). Kapal lalu diambil alih dan dipaksa melintasi perairan Iran. Lalu kapal dan seluruh awaknya disandera selama berbulan-bulan.
Menariknya, alat yang digunakan untuk membajak GPS harganya tidak lebih dari 100 dolar AS. Bayangkan bila alat ini lalu disponsori negara tertentu yang memang berniat jahat dan memiliki kepentingan tertentu.
Menurut CyberOwl mengambilalih kendali kapal tidak sulit, karena sebagian besar kapal – kapal besar sudah terkomputerisasi dan salinh terhubungan jaringan internet, khususnya dengan pusat agar bisa memantau operasi. Menyedihkannya lagi, dari hasil riset yang dil-akukan CyberOwl, 60% lebih kapa – kapal menginstal software yang tidak terjamin keama-nannya.